top of page
Blog: Blog2

TERIMA KASIH TELAH DATANG

Selamat datang di Blog saya, blog pertama dan yang paling saya tunggu untuk menuangkan ide dan pengalaman saya disini. Tunggu kelanjutannya dan terima kasih sudah hadir

Blog: Welcome
Untitled

Christopher McCandless

Happiness is onlys real when shared

Blog: Quote
  • Writer's pictureWilliam Stefanus

Makanan di Russia

Updated: Oct 6, 2018


5 bulan berada di negeri lain sepertinya tidak mungkin bagi mahasiswa untuk pergi ke restoran setiap kali ingin makan, apalagi kebiasaan makan orang Indonesia 3 kali sehari. Setidaknya selama 3 hari awal-awal semenjak pertama kali datang di Kota Rostov, saya selalu pergi ke restoran di dalam kota, baik kantin universitas, maupun fast-food. Bukannya malas atau tidak bisa memasak, saya berpikir bahwa dalam masa adaptasi seperti ini lebih baik jika saya membeli makanan yang sudah jadi dan paling tidak pernah saya makan di Indonesia. Banyak sekali urusan-urusan selain urusan perut, misalnya pengurusan dokumen, pembayaran asuransi, pembayaran dormitory, urusan cuci pakaian, dan masih banyak lain. Saya pikir apabila saya makan di luar akan menghemat waktu dan tenaga saya di masa-masa peralihan ini, meskipun bila dihitung biayanya sangat mahal untuk setiap kali harus makan di luar.




Makanan Russia pertama saya adalah makanan yang disediakan oleh maskapai Aeroflot, meskipun secara teknis saya belum tiba di Russia, tapi inilah makanan Russia pertama saya. Terlihat ribet, tetapi percayalah ini makanan yang biasa dan porsinya sangat sedikit. Ada ayam, sayur, mentega, keju, kentang, buah kering, dan dua buah roti. Rasanya biasa saja, sama halnya dengan makanan-makanan yang disediakan oleh maskapai penerbangan lain – Hambar dan sedikit porsinya. Karena ini adalah maskapai Eropa, yang membedakan dari makanan yang pernah saya coba di dalam pesawat adalah, tidak adanya opsi nasi, hanya dua buah roti dan beberapa macam isian saja.



Makanan pertama saya di Russia adalah KFC. Mungkin aneh, mengapa jauh-jauh datang ke Russia tapi makan makanan Fast food yang notabene nya adalah makanan USA? Tapi inilah opsi terbaik yang saya punya. Di tengah kondisi yang baru saja mendarat, lapar, cemas dan kebingungan saya pikir sangat bijaksana bila saya hanya memesan KFC, sangat cepat sehingga saya tidak perlu menunggu lebih lama untuk mengisi perut, relative murah karena menurut saya harganya hampir sama dengan Paket Burger Indonesia (345 Rubles-75.000 Rupiah). Dengan harga seperti itu saya sudah mendapat burger yang besar sekali, sangat besar jika dibandingkan dengan burger KFC di Indonesia, rasanya pun tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia, saya juga Coca-Cola yang ukurannya sangat besar, entah kenapa menurut saya orang-orang disini punya porsi yang sangat besar, bagi saya “Sangat Kenyang” adalah kata yang cocok untuk mendeskripsikan makanan pertama saya di Russia.




Kedua, adalah McDonalds, alasannya masih sama, yaitu adaptasi. Saya tidak punya banyak waktu dan energi untuk mencari makanan dan memasaknya di dormitory, apalagi pada saat itu belum ada alat-alat memasak, kulkas, microwave dan sabun cuci yang memungkinkan saya untuk memasak sendiri. Harganya masih sama, yaitu 359 Rubles-78.000 Rupiah. Bedanya dengan KFC adalah, burgernya lebih kecil tetapi terdapat kentang goreng di dalam paketnya.





Hari selanjutnya saya lanjutkan dengan berbelanja di sebuah supermarket, sendiri. Mengapa saya menggaris bawahi kata sendiri? Adalah pengalaman yang sangat aneh dan menegangkan bagi saya di Russia pada hari kedua ini, karena masih belum tahu cara kerja supermarket disini, dan terbatasnya bahasa Russia yang saya pahami. Menurut saya harga yang ditawarkan disini relative sangat murah dibandingkan dengan di Indonesia meskipun tidak semuanya lebih murah, saya akan menjabarkannya. Beras, saya sangat bingung dengan harga beras disini, paling murah adalah 32 Rubles-7.000 Rupiah per satu kilonya, di Indonesia saya melakukan sedikit riset, mungkin harga rata-rata paling murah beras perkilo nya adalah 9.000 Rupiah, mengapa? Mungkin kebutuhan beras disini yang tidak begitu tinggi, sehingga stok beras melimpah, dan harganya menjadi tidak terlalu tinggi. Sedangkan di Indonesia, hampir semua orang makan nasi sebagai makanan utamanya, dengan populasi 260 juta orang dan sedikitnya lahan untuk menanam padi, bahkan kita harus mengekspor beras dari negara lain, hal inilah yang menjadikan harga beras di Indonesia lebih mahal di Russia. Daging sapi pun lebih murah. Hanya daging sapi saja yang saya temukan lebih mahal, yaitu 100 Rubles-22.000 Rupiah per 100 gram, disbanding dengan Indonesia yaitu 12.000 Rupiah per 100 gram. Mungkin yang paling mengejutkan adalah harga telur disini, hanya 28 Rubles-6000 Rupiah per 10 telur, jadi 1 telur seharga 600 Rupiah. Sedangkan di Indonesia, 1 kg seharga 24.000 Rupiah, berisi sekitar 15 telur, jadi 1 telur seharga 1.600 Rupiah. Mungkin hanya berbeda 1.000 Rupiah saja, tapi bayangkan bila sebulan saya makan 60 butir telur (2 telur perhari), saya bisa menghemat 60.000 rupiah/bulan, 300.000 selama saya belajar di Russia.



Makanan selanjutnya adalah Borsch, makanan tradisional Russia/Ukraina yang saya temukan di Kantin Universitas. Makanan ini mungkin mirip Sayur Ares, yaitu sup batang pisang muda asal Indonesia. Tapi bedanya adalah, mereka menggunakan sayuran berbeda, supnya berwarna merah-coklat, dan diberi keju cair di tengahnya. Selain Borsch, mereka juga menyediakan salad, jus labu dan akhirnya nasi, setelah hampir 3 hari tanpa nasi, bertemu nasi di negeri nan jauh dari kampung halaman rasanya aneh, terkejut, bahagia bercampur aduk. Total harga untuk makan disini, 120 Rubles-26.000 Rupiah.



Siapa yang tidak suka Pizza? Saya tidak punya keinginan untuk mencari Pizza disini, tetapi tiba-tiba saja saya sangat ingin Pizza ketika melewatu sebuah toko Roti di tengah jalan ketika saya sedang mencari-cari makanan pada pagi hari. Sebuah catatan kecil bagi anda yang ingin berwisata disini, kebanyakan restoran-restoran termasuk fast-food hanya buka diatas jam 10 pagi, setidaknya saya sudah bekeliling selama 2 jam mengelilingi daerah sekitar tempat tinggal saya, hanya toko ini yang buka pukul 9 pagi. Dengan harga hanya 80 Rubles-17.500 Rupiah saya bisa mendapatkan Pizza hangat yang sangat lebar, rasanya pun tidak seperti Pizza hut, saya pikir inilah yang dinamakan Pizza, meskipun mungkin berbeda lagi dengan Pizza asli Italy.





0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page